Sabtu, 15 November 2014

bimbingan konseling barat dan islam





DOSEN  : A. EFFENDY, M.Ag

TUGAS   : BIMBINGAN KONSELING AGAMA
         


BIMBINGAN KONSELING BARAT DAN ISLAM





DISUSUN OLEH



  




UJANG SUMARNA


            SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT IBNU RUSYD)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TANAH GROGOT
2014 M/1435 H
 


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allla SWT. Kerena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Bimbingan Konseling Barat Dan Islam. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bimbingan Konseling Agama, di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ibnu Rusyd.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam segi isi maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan tugas ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati kritik dan sarannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan sahabat- sahabat yang telah mambantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan tugas ini lengkap atau ada kesalahan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan tugas ini sangat jauh dari sempurna dikarenkan keterbatasan pemikiran dan referensi maupun kemampuan penulis.
Terima kasih
Wassalamua’alaikum Wr.Wb.



DAFTAR ISI
 Kata Pengantar ........................................................................................  i
 Daftar Isi .................................................................................................  ii
A.  BAB I    PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang ................................................................................  1
2.    Rumusan Masalah ...........................................................................  1
3.    Tujuan Penelitian .............................................................................  2
B.  BAB II    PEMBAHASAN
1.    Pengertian Bimbingan dan Konseling .............................................  3
2.    Bimbingan dan Konseling Barat .....................................................  4
3.    Bimbingan dan Konseling Islam .....................................................  7
4.    Landasan Bimbingan dan Konseling Islam ..................................... 13
C.  BAB III   PENUTUP
1.    Kesimpulan .....................................................................................  15
2.    Kritik dan Saran ..............................................................................  16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam Dunia Pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam pastilah terdapat berbagai macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah memerlukan perhatian khusus dari Guru Agama, karena Guru Agama dianggap sebagai kunci sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh negatif dari luar. Oleh karena itulah kelompok kami akan membahas bimbingan dan konseling barat dan islam, sesuai dengan materi yang di berikan dan referensi yang kami dapatkan, Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian Bimbingan dan konseling ?
2.    Bagaimanakah perkembangan Bimbingan dan Konseling Barat ?
3.    Bagaimanakah perkembangan Bimbingan dan Konseling Islam ?
4.    Bagaimanakah landasan Bimbingan dan Konseling Islam ?
C.  Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling
2.    Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan Bimbingan dan Konseling Barat
3.    Untuk mengetahui Perkembangan Bimbingna dan Konseling Islam
4.    Untuk mengetahui bagaimana landasan Bimbingan dan Konseling Islam



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris “guidance” dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut ; menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading); menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasehat (giving advice).
Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut; nasehat (to abtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). dengan demikian, counseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat; pemberian anjuran; dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Dulu istilah konseling di Indonesia menjadi penyuluhan (nasehat), akan tetapi istilah penyuluhan banyak digunakan pada bimbingan lain, misalnya dalam penyuluhan pertanian, dan penyuluhan keluarga berencana, yang sama sekali berbeda isinya dengan yang dimaksud konseling. Maka agar tidak menimbulkan salah paham istilah couselling tersebut langsung diserap menjadi konseling. Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan dan konseling Islam menurut
B.  Bimbingan dan Konseling Barat
Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah tanggaan, penanganan tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit, pabrik-pabrik dan bahkan di rumah militer. Dari segi wilayah geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.
Munculnya Bimbingan dan Konseling di Amerika pada awal abad XX merupakan tuntunan logis dari dinamika masyarakat Amerika ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan hidup masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari budayanya yang sekuler dan liberal. Oleh karena itu filosofi dari Bimbingan Konseling di sana juga tak terlepas dari faham sekuler dan liberal.
Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling di Barat dilahirkan oleh para ahli yang tak diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat Barat tidak otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Islam misalnya. Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di lingkungan masyarakat Islam disebabkan oleh falsafah hidup yang berbeda, antara lain :
1.      Jika masyarakat Barat memisahkan Negara dan agama, masyarakat Islam tidak mengenal pemisahan yang sebenarnya antara agama dan kehidupan, antara masjid dan lapangan kerja. Bimbingan dan Konseling di masyarakat Islam harus berdiri diatas prinsip keterpaduan antara agama dan kehidupan duniawi.
2.      Masyarakat Barat menganut kebebasan individual (dan kelompok yang sangat liberal, tercermin pada pergaulan bebas, norma seksual yang sangat longgar asal tidak mengganggu orang lain, sementara masyarakat muslim sangat menjunjung tinggi kesucian perkawinan, kehormatan wanita, berbakti kepada orang tua yang sudah renta, dan mengagungkan nila-nilai akhlak, iman dan takwa. Masyarakat Islam tidak mengenal kebebasan individual dalam arti se bebas-bebasnya, karena dibatasi oleh norma-norma tradisi, agama dan akhlak. Masyarakat muslim masih menjunjung tinggi prinsip-prinsip berbakti kepada orang tua, sopan santun social dan tradisi keagamaan.
3.      Banyak hal-hal yang di Barat tidak dipermasalahkan, tetapi pada masyarakat Islam justeru hal itu diharamkan, misalnya; perjudian, perzinaan, gay, menyakiti orang tua, boy friend, tukar kunci dan sebagainya.
4.      Pedekatan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan di Amerika sendiri menunjukan kegagalan, seperti yang tercermin dalam angka statistik yang dikutip oleh Dr. Abd. Rahman Isawi dan seruan kecemasan ahli-ahli sosial AS menyangkut masa depan generasi mendatang.
Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namnya menjadi AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian, satu organisasi lainnya bergabung pula dengan AACD, yaituMilitery Education (MECA). Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi profesional bagi para konselor di Amerika Serikat, dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalmnya. Di samping itu, pada setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi tersebut.
Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya (1) Journal of Counseling and Development;(2) Journal of College Student Personnel; (3) Counselor Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly.
C.  Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading). menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice). Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel).
Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
1.    Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu  ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
2.    Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
3.    Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4.    Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Dari perbedaan diatas akan melahirkan beberapa definisi diantaranya, yaitu :
1.      Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.      Yahya Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
3.      Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.
Ciri khas konseling Islam yang paling mendasar menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah;
1.    Berparadigma pada wahyu dan keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya.
2.    Hukum konselor memberikan konseling kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan suatu keharusan dan bahkan merupakan ibadah.
3.    Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya.
4.    System konseling Islami di mulai dari mengarahkan kepada kesadaran nurani.
Peranan agama dalam bidang bimbingan dan konseling akan memberikan warna, arah dan susunan hubungan yang tercipta antara klien dan konselor. Prayitno menyatakan unsur-unsur agama tidak boleh diabaikan dalam konseling, dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai kesuksesan, upaya bimbingan dan konseling yaitu kebahagiaan klien.
Ada dua alasan mendasar mengapa perlu menghadirkan Bimbingan dan konseling Islami. Alasan yang paling utama adalah karena Islam mempunyai pandangan-pandangan tersendiri mengenai manusia. Al-Qur’an sumber utama agama Islam, adalah kitab petunjuk, di dalamnya terdapat banyak petunjuk mengenai manusia. Allah, sebagai pencipta manusia tentu, tentunya tahu secara nyata dan pasti siapa manusia. Lewat Al-Qur’an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya kalau kita ingin tahu bagaimana cara menghadapi manusia secara sungguh-sungguh, maka Al-Qur’an (wahyu) adalah sumber yang layak dijadikan acuan utama dan tak pantas untuk dilupakan. Ajaran Islam dapat menjadi acuan sebagai landasan yang ideal dalam menjalani kehidupan. Untuk itu tepatlah kiranya jika teori-teori dan teknik-teknik bimbingan dan konseling yang lahir di Barat, terlebih dahulu di Islamisasikan sebelum diterapkan dalam kehidupan. Bimbingan dan konseling Islami memberikan jalan mencegah dan pemecahan masalah, selalu mengubah orientasi pribadi, penguatan mental spiritual, penguatan tingkah laku kepada akhlak yang mulia, upaya perbaikan serta teknik-teknik bimbingan dan konseling lainnya.
Sebagai catatan penting yang perlu diperhatikan adalah kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan “Bimbingan dan konseling Islami” adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir sama namun berbeda. Arif Wibisono Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka dasar psikologi Islami menyatakan bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi adalah masalah nama. Banyak psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya dengan sebutan Islam, karena seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya orang-orang takut untuk mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu dinamis dan selalu berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk digantikan dengan teori atau dalil yang baru.
Sebagai hasil dari nalar manusia, maka pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk digantikan dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak tidaklah dapat dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru ilmu itu ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan teori atau dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara mutlak”.
Menurut Hidayat Nataatmadja (1985), istilah “…..Islam” sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami” untuk membedakan antara wahyu dan ide. Karenanya akan lebih tepat kalau kita menyebut Bimbingan dan konseling Islami dan bukan Bimbingan dan konseling Islam.
“Bimbingan dan konseling Islami” dengan menunjang nama itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik dan identitasnya yang semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan sebagai wadah yang masih menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih luwes dan luas.
Menurut penulis tidak perlu merombak sama sekali ilmu atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang telah ada, namun cukup hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian hal-hal yang dianggap kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan dan ideal-ideal Islam saja.
D.  Landasan Bimbingan dan Konseling Islami
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber dari segala sumber pedoman hidup umat Islami, dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, Sabda Nabi SAW. Artinya : “Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Qur’an di sebut juga dengan landasan “naqliyah” sedangkan landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang bersifat “aqliyah”. Dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.
Jadi landasan utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat 4, sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang memadai, dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya.
Al-Qur’an dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman Allah surat al-Isra’ ayat 82
Artinya : “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.


BAB III
KESIMPULAN

A.  Kesimpulan
Dari paparan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan konseling menurut ahli bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan,memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat. Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat, anjuran, pembicaraan.
Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah tanggaan, penanganan tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit, pabrik-pabrik dan bahkan di rumah militer. Dari segi wilayah geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.
Sedangkan bimbingan dan konseling islami adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan kata lain bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.
Dalam Biimbingan dan Konseling Islami tentu akan memiliki landasan dan pijakannya adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya adalah sumber dari segala sumber pedoman hidup umat Islam.
B. Kritik dan Saran
Sebagai manusia yang tak terlepas dari kesalahan kami sangat mengharap saran dan kritik dari teman-teman, lebih khusus kepada Ibu Dosen demi menuju kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah yang bisa kami paparkan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar