BANGKIT MELAWAN ATAU DIAM TERTINDAS
Sabtu, 15 November 2014
bimbingan konseling barat dan islam
DOSEN : A. EFFENDY,
M.Ag
TUGAS : BIMBINGAN
KONSELING AGAMA
BIMBINGAN KONSELING BARAT DAN ISLAM
DISUSUN OLEH
UJANG SUMARNA
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT IBNU RUSYD)
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TANAH
GROGOT
2014 M/1435 H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allla SWT. Kerena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Bimbingan Konseling Barat Dan
Islam. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Bimbingan Konseling Agama, di
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ibnu Rusyd.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dalam segi isi maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan
tugas ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati kritik dan
sarannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan
sahabat- sahabat yang telah mambantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya
tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan tugas ini lengkap atau
ada kesalahan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan tugas ini
sangat jauh dari sempurna dikarenkan keterbatasan pemikiran dan referensi
maupun kemampuan penulis.
Terima
kasih
Wassalamua’alaikum
Wr.Wb.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
A. BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ................................................................................ 1
2.
Rumusan Masalah ........................................................................... 1
3.
Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
B. BAB
II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................. 3
2.
Bimbingan dan Konseling Barat ..................................................... 4
3.
Bimbingan dan Konseling Islam ..................................................... 7
4.
Landasan Bimbingan dan Konseling Islam
..................................... 13
C. BAB
III PENUTUP
1.
Kesimpulan ..................................................................................... 15
2. Kritik
dan Saran .............................................................................. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Dunia Pendidikan
khususnya Pendidikan Agama Islam pastilah terdapat berbagai macam problem baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah memerlukan
perhatian khusus dari Guru Agama, karena Guru Agama dianggap sebagai kunci
sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh negatif dari luar.
Oleh karena itulah kelompok kami akan membahas bimbingan dan konseling barat
dan islam, sesuai dengan materi yang di berikan dan referensi yang kami
dapatkan, Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di
dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada
hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep
bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimanakah perkembangan Bimbingan dan Konseling
Barat ?
3. Bagaimanakah perkembangan Bimbingan dan Konseling
Islam ?
4. Bagaimanakah landasan Bimbingan dan Konseling Islam ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling
2. Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan Bimbingan
dan Konseling Barat
3. Untuk mengetahui Perkembangan Bimbingna dan Konseling
Islam
4. Untuk mengetahui bagaimana landasan Bimbingan dan
Konseling Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan
dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan
alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa
Inggris “guidance” dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai
berikut ; menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading); menuntun
(conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating);
mengarahkan (governing); memberikan nasehat (giving advice).
Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut; nasehat (to abtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). dengan demikian, counseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat; pemberian anjuran; dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Dulu istilah konseling di Indonesia menjadi penyuluhan (nasehat), akan tetapi istilah penyuluhan banyak digunakan pada bimbingan lain, misalnya dalam penyuluhan pertanian, dan penyuluhan keluarga berencana, yang sama sekali berbeda isinya dengan yang dimaksud konseling. Maka agar tidak menimbulkan salah paham istilah couselling tersebut langsung diserap menjadi konseling. Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan dan konseling Islam menurut
Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut; nasehat (to abtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). dengan demikian, counseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat; pemberian anjuran; dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Dulu istilah konseling di Indonesia menjadi penyuluhan (nasehat), akan tetapi istilah penyuluhan banyak digunakan pada bimbingan lain, misalnya dalam penyuluhan pertanian, dan penyuluhan keluarga berencana, yang sama sekali berbeda isinya dengan yang dimaksud konseling. Maka agar tidak menimbulkan salah paham istilah couselling tersebut langsung diserap menjadi konseling. Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan dan konseling Islam menurut
B. Bimbingan dan Konseling Barat
Bimbingan dan Konseling sebagai
profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX,
yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan
kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang
pekerjaan tetapi merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah
tanggaan, penanganan tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit,
pabrik-pabrik dan bahkan di rumah militer. Dari segi wilayah geografi,
bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya di Amerika,
tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan
Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum
Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.
Munculnya Bimbingan dan Konseling
di Amerika pada awal abad XX merupakan tuntunan logis dari dinamika masyarakat
Amerika ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan hidup masyarakat
Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari budayanya yang sekuler dan
liberal. Oleh karena itu filosofi dari Bimbingan Konseling di sana juga tak
terlepas dari faham sekuler dan liberal.
Meskipun konsepsi Bimbingan dan
Konseling di Barat dilahirkan oleh para ahli yang tak diragukan kapasitasnya,
tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat Barat tidak
otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Islam misalnya.
Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di
lingkungan masyarakat Islam disebabkan oleh falsafah hidup yang berbeda, antara
lain :
1. Jika masyarakat Barat memisahkan Negara dan agama,
masyarakat Islam tidak mengenal pemisahan yang sebenarnya antara agama dan
kehidupan, antara masjid dan lapangan kerja. Bimbingan dan Konseling di
masyarakat Islam harus berdiri diatas prinsip keterpaduan antara agama dan
kehidupan duniawi.
2. Masyarakat Barat menganut kebebasan individual (dan
kelompok yang sangat liberal, tercermin pada pergaulan
bebas, norma seksual yang sangat longgar asal tidak mengganggu orang
lain, sementara masyarakat muslim sangat menjunjung tinggi kesucian perkawinan,
kehormatan wanita, berbakti kepada orang tua yang sudah renta, dan mengagungkan
nila-nilai akhlak, iman dan takwa. Masyarakat Islam tidak mengenal kebebasan
individual dalam arti se bebas-bebasnya, karena dibatasi oleh norma-norma
tradisi, agama dan akhlak. Masyarakat muslim masih menjunjung tinggi
prinsip-prinsip berbakti kepada orang tua, sopan santun social dan tradisi
keagamaan.
3. Banyak hal-hal yang di Barat tidak dipermasalahkan,
tetapi pada masyarakat Islam justeru hal itu diharamkan, misalnya; perjudian,
perzinaan, gay, menyakiti orang tua, boy friend, tukar kunci dan sebagainya.
4. Pedekatan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan di
Amerika sendiri menunjukan kegagalan, seperti yang tercermin dalam angka
statistik yang dikutip oleh Dr. Abd. Rahman Isawi dan seruan kecemasan
ahli-ahli sosial AS menyangkut masa depan generasi mendatang.
Layanan bimbingan di Amerika
Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun
1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam
waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral,
dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational
Bureau untuk membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi
mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic
Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah
bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912, Grand
Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.
Perkembangan bimbingan dan
konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada awal tahun 1950. Hal ini
ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance Association)
pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namnya menjadi
AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian, satu organisasi lainnya bergabung pula
dengan AACD, yaituMilitery Education (MECA). Dengan demikian, pada saat ini AACD
merupakan organisasi profesional bagi para konselor di Amerika Serikat, dengan
14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalmnya. Di samping itu, pada
setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari
masing-masing organisasi tersebut.
Sebagai suatu organisasi profesi,
AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara
berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya (1) Journal of Counseling and Development;(2) Journal of College Student Personnel; (3) Counselor
Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly.
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami
Bimbingan dan konseling merupakan
alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam
kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide,
yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin
(leading). menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instruction),
mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving
advice). Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata
counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran
(to give counsel), pembicaraan (to take counsel).
Mengenai kedudukan dan hubungan
antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya
memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling
berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan
pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain
bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling
sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada
objek yang sama yaitu Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian
dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling
umum dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari
Musnamar, di antaranya yaitu:
1. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan
konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan
bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah
keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan
konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan
kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam
di hitung sebagai suatu sedekah.
2. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling
barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan
konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu,
sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
3. Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak
membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan
konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak
membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut
bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Dari
perbedaan diatas akan melahirkan beberapa definisi diantaranya, yaitu :
1. Thohari
mengartikan bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian
bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Yahya Jaya
menyatakan bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan bantuan yang
diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup
keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya
seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia
yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah,
akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
3. Ainur Rahim Faqih
mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan
potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.
Ciri khas konseling Islam yang
paling mendasar menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah;
1. Berparadigma pada wahyu dan keteladanan para Nabi,
Rasul dan para ahli warisnya.
2. Hukum konselor memberikan konseling kepada klien dan
klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan suatu keharusan dan
bahkan merupakan ibadah.
3. Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat
fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya.
4. System konseling Islami di mulai dari mengarahkan
kepada kesadaran nurani.
Peranan agama dalam bidang
bimbingan dan konseling akan memberikan warna, arah dan susunan hubungan yang
tercipta antara klien dan konselor. Prayitno menyatakan unsur-unsur agama tidak
boleh diabaikan dalam konseling, dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk mencapai kesuksesan, upaya bimbingan dan konseling
yaitu kebahagiaan klien.
Ada dua alasan mendasar mengapa
perlu menghadirkan Bimbingan dan konseling Islami. Alasan yang paling utama
adalah karena Islam mempunyai pandangan-pandangan tersendiri mengenai manusia.
Al-Qur’an sumber utama agama Islam, adalah kitab petunjuk, di dalamnya terdapat
banyak petunjuk mengenai manusia. Allah, sebagai pencipta manusia tentu,
tentunya tahu secara nyata dan pasti siapa manusia. Lewat Al-Qur’an Allah
memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya kalau kita ingin tahu
bagaimana cara menghadapi manusia secara sungguh-sungguh, maka Al-Qur’an
(wahyu) adalah sumber yang layak dijadikan acuan utama dan tak pantas untuk
dilupakan. Ajaran Islam dapat menjadi acuan sebagai landasan yang ideal dalam
menjalani kehidupan. Untuk itu tepatlah kiranya jika teori-teori dan
teknik-teknik bimbingan dan konseling yang lahir di Barat, terlebih dahulu di
Islamisasikan sebelum diterapkan dalam kehidupan. Bimbingan dan konseling
Islami memberikan jalan mencegah dan pemecahan masalah, selalu mengubah
orientasi pribadi, penguatan mental spiritual, penguatan tingkah laku kepada
akhlak yang mulia, upaya perbaikan serta teknik-teknik bimbingan dan konseling
lainnya.
Sebagai catatan penting yang
perlu diperhatikan adalah kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan
“Bimbingan dan konseling Islami” adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir
sama namun berbeda. Arif Wibisono Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka
dasar psikologi Islami menyatakan bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi
adalah masalah nama. Banyak psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya
dengan sebutan Islam, karena seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya
orang-orang takut untuk mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu
dinamis dan selalu berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk
digantikan dengan teori atau dalil yang baru.
Sebagai hasil dari nalar manusia,
maka pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk
digantikan dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak
tidaklah dapat dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru
ilmu itu ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan
teori atau dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara
mutlak”.
Menurut Hidayat Nataatmadja
(1985), istilah “…..Islam” sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami”
untuk membedakan antara wahyu dan ide. Karenanya akan lebih tepat kalau kita
menyebut Bimbingan dan konseling Islami dan bukan Bimbingan dan konseling
Islam.
“Bimbingan dan konseling Islami”
dengan menunjang nama itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik
dan identitasnya yang semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan sebagai
wadah yang masih menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih luwes dan
luas.
Menurut penulis tidak perlu
merombak sama sekali ilmu atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang
telah ada, namun cukup hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian
hal-hal yang dianggap kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan
pandangan-pandangan dan ideal-ideal Islam saja.
D. Landasan Bimbingan dan Konseling Islami
Landasan
(dasar pijak) utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah
Rasul, sebab keduanya sumber dari segala sumber pedoman hidup umat Islami,
dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, Sabda Nabi SAW. Artinya
: “Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku tinggalkan
sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya
niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu yakni
Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal dan konseptual
bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah
gagasan, tujuan dan konsep-konsep.
Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami,
yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan
keilmuan. Al-Qur’an di sebut juga dengan landasan “naqliyah” sedangkan landasan
lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang bersifat
“aqliyah”. Dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang
sejalan dengan ajaran Islam.
Jadi
landasan utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah.
Firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat 4, sebagai berikut :
Artinya
: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”
Menurut
Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang paling
baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang memadai, dan memakan makanannya
dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang mengambil dan memakan makanannya
dengan mulutnya. Lebih dari itu kami istimewakan manusia dengan akalnya, agar
bisa berfikir dan menimba berbagai ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan
segala inspirasinya.
Al-Qur’an
dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling Islami, nasehat, dan obat bagi
manusia. Firman Allah surat al-Isra’ ayat 82
Artinya : “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian
Menurut Tafsir Tematik Cahaya
al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang
diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi
jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti
akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi
hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau
mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan,
sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan
sengsara.
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari
paparan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan konseling
menurut ahli bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling.
Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide,
yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan,memimpin, menuntun,
memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat. Dalam kamus
bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan
sebagai berikut : nasehat, anjuran, pembicaraan.
Bimbingan dan Konseling sebagai
profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX,
yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan
kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang
pekerjaan tetapi merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah
tanggaan, penanganan tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit,
pabrik-pabrik dan bahkan di rumah militer. Dari segi wilayah geografi,
bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya di Amerika,
tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan
Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum
Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.
Sedangkan bimbingan dan konseling
islami adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar
menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan kata lain bimbingan dan konseling Islami
merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi
dan memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.
Dalam
Biimbingan dan Konseling Islami tentu akan memiliki landasan dan pijakannya
adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya adalah sumber dari segala
sumber pedoman hidup umat Islam.
B. Kritik dan Saran
Sebagai manusia yang tak terlepas
dari kesalahan kami sangat mengharap saran dan kritik dari teman-teman, lebih
khusus kepada Ibu Dosen demi menuju kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah
yang bisa kami paparkan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin...
Langganan:
Postingan (Atom)